Recent Posts

Kiat Sukses Martha Tilaar




Lahir                : 4 September 1937
Tempat lahir    : Kebumen, Jawa Tengah
Agama             : Kristen katolik

Memajukan kebudayaan Asli Indonesia lewat jamu dan kosmetika
Siapa yang tidak mengenal Martha Tilaar. Seorang pengusaha sukses pemilik Martha Tilaar Group (MTG), sebuah grup usaha industri jamu dan kosmetika dengan produk merek dagang Sariayu Martha Tilaar dengan produk kosmetika berkelas seperti Biokos, Belia, Caring Colours, Professional Artist Cosmetics (PAC), Aromatic, Jamu Garden dan lain-lain yang sudah terkenal sampai ke mancanegara. Ia juga pemilik Puri Ayu Martha Tilaar, sebuah gerai jamu dan kosmetik yang diperuntukkan untuk kelas menengah ke atas. Grup usaha ini memayungi 11 anak perusahaan dan mempekerjakan sekitar 6.000 karyawan. Dengan penghasilan mencapai Rp 647 miliar pertahun
Istri pendidik Prof. Dr. H.A.R Tilaar, ibu dari empat orang anak, nenek dari beberapa orang cucu, adalah sosok wanita yang tidak pantang menyerah. Ketika orang lain mengatakan tidak mungkin, Ia tetap mencobanya. Yang penting adalah bukan melihat besarnya hambatan di depan kita, tapi bagaimana kita memecahkan masalah
yang ada?.
Usahanya dimulai dengan, membuka salon kecil sederhana di garasi rumah milik ayahnya, dengan ukuran 6 x 4 meter pada tahun 1970, Ia terus berupaya mengembangkan salonnya itu, dengan membagikan selebaran-selebaran ke lingkungan sekitar, memanjakan para pengunjung salon dan mengajak mereka bercakap-cakap, untuk mendekatkan emosional.
Perjalanan bisnis Martha Tilaar tidak selamanya mulus. Ia pernah mengalami jatuh-bangun atau pasang-surut usaha. Meskipun perusahaannya sudah besar dan maju, orang masih saja memandangnya sebelah mata. Maklum, produk jamu kosmetika Sariayu Martha Tilaar sangat identik sekali sebagai produk lokal. Orang tahunya demikian saja tanpa mau mengenal bahwa produk Martha Tilaar sesungguhnya sudah mendunia, berkualitas, dan bergengsi. Bahkan, Sariayu Martha Tilaar sudah menjadi sebuah ikon produk lokal yang mendunia. Sebagai misal, Sariayu Martha Tilaar memiliki produk kosmetika berkelas Biokos, Belia, Caring Colours, Professional Artist Cosmetics (PAC), Aromatic, Jamu Garden dan lain-lain yang sudah terkenal sampai ke mancanegara.

Manajemen Martha Tilaar Group, yaitu DJITU merupakan sebuah akronim dari Filosofi ini berlaku bagi segenap karyawan untuk mencapai visi dan misi yang telah digariskan oleh perusahaan.

Disiplin
Menjadi sebuah sikap yang menunjukkan komitmen setiap karyawan dalam menepati waktu demi efisiensi jalannya setiap kegiatan dalam perusahaan.
 Jujur
Dari sikap jujur para karyawannya, sebuah perusahaan dapat tumbuh menjadi sebuat perusahaan yang sehat dan mampu terus berkembang.
Inovatif
Karyawan dengan pola pikir yang inovatif dan sikap yang proaktif adalah aset berharga bagi perusahaan, yang penting untuk terus dijaga. Dari pola pikir inovatif inilah akan tercipta terobosan-terobosan baru dalam perusahaan.
Tekun
Sikap tekun dan selalu fokus dalam melakukan dan mengembangkan hal-hal yang berkaitan dengan tanggung jawab akan memungkinkan pencapaian target perusahaan sesuai waktu yang telah ditentukan, dan ketekunan juga akan meningkatkan kualitas karyawan.
Ulet
Mau bekerja keras, berkomitmen, dan gigih dalam menggali setiap tugas yang belum terselesaikan menunjukkan bahwa seseorang memiliki rasa tanggung jawab pada pekerjaannya. Hal ini penting bagi keberlangsungan dan kemajuan perusahaan. Filosofi ini berlaku bagi segenap karyawan untuk mencapai visi dan misi yang telah digariskan oleh perusahaan.




Posted by Yunda Wardaya
NIM : 1513000037

Kisah Sukses Rezas

Kisah Sukses Reza Nurhilman Anak Bandung Pencetus Kripik Pedas Maicih

Bisnis itu tidak mengenal usia, alasan, tempat atau dengan siapa yang menjalankannya. Bisnis adalah sesuatu yang bisa berkembang dan membawa kita kedalam kesuksesan ketika kita konsisten untuk melakukannya dan selalu memberikan inovasi yang unik serta mempunyai nilai komersil untuk bisa membuat orang tertarik.

Seperti nasehat bisnis yang sering kita dengar bahwa "kalau bisa sukses di usia muda, kenapa harus menunggu tua" inilah salah satu pribahasa yang bisa menjadi acuan untuk anda kaum muda agar lebih semangat dalam melakukan hal yang bisa membawa anda kedalam puncak karier anda, karena kalau anda berfikir bahwa sebenanya untuk melakukan atau membuka sebuah usaha tidak perlu modal yang besar, cukup dengan niat, inovasi kreatif serta konsistensi dalam menjalankannya.

Dibawah ini merupakan salah satu ulasan seorang anak muda yang terbukti sukses diusia belia, dan diharapkan artikel dibawah ini bisa menjadi inspirasi untuk kita semua yang masih takut untuk menjalankan sebuah usaha. Berikut adalah kisah sukses Reza Nurhilman anak Bandung pencetus kripik pedas Maicih yaitu:


Lelaki muda yang bernama Reza Nurhilman lahir di Bandung pada tanggal 29 September 1987 ini merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Mengenyam pendidikan di SMAN 2 Bandung mengatakan bahwa masa SMA nya menjadi momentum bersejarah yang telah menjadikan dia sebagai seorang pebisnis seperti sekarang ini. 

Awal Kreasi Kripik Pedas Maicih
Anak muda pecinta musik rock Gun n' Rose ini sangat menggemari vokalis dari band tersebut sehingga dia pernah dipanggil dengan sebutan nama "axl" nama tersebut diambil dari nama vokalis band favoritnya Axel Rose. Meskipun memiliki masa muda yang labil, hal tersebut tidak membuat anak muda yang satu ini tidak memiliki visi misi kedepan. Lulus SMA pada tahun 2005 tidak serta merta membuatnya langsung melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hal pertama yang dilakukannya ialah mulai mengumpulkan uang terlebih dahulu dengan berjualan barang-barang elektronik.

Awal mula Reza merintis keripik pedas maicih ialah ketika dia diajak oleh salah satu temannya ke daerah Cimahi kemudian berkunjung ke tempat salah satu rumah nenek-nenek pembuat kripik pedas. Ketika dia mencicipi kripik tersebut rasanya enak, namun ia berfikir sayang sekali kalau keripik rasa enak tersebut tidak dipasarkan dalam jumlah yang besar, karena pasti akan bisa terjual habis dipasaran untuk konsumen pecinta pedas.

Pada saat itu Reza mengambilo inisitif untuk menanyakan resep kripik tersebut, untungnya sang nenek pun memberitahukan resep pembuatan kripik tersebut kepada Reza. Awalnya hanya bermodal 15 juta ia mulai merintis usaha tersebut, langkah awalnya ia memproduksi sebanayak 50 buah dengan pilihan level 1-5 saja, caranya menjualpun hanya dilakukan dengan berjualan keliling saja.

Lama-kelamaan pemuda yang satu inipun mulai untuk mengembangkan sayap usahanya yakni dengan memproduksi dalam jumlah yang lebih besar lagi dari yang sebelumnya yakni sebantak 2000 per hari serta dengan varian pedas yang lebih ditingkatkan sampai level 10. Pemasaran yang dilakukan di beberapa wilayah membuatnya meraih omzet yang terbilang cukup besar yakni sebanyak 30 juta perhari.

Cara Pemasaran Kripik Maicih
Kelancaran dalam menjalankan usaha yang satu ini didapat oleh Reza karena tidak terlepas dari pengaruh meedia sosial, beberapa media yang digunakan Reza untuk melkaukan promosi ialah Facebook dan Twitter. Hematnya dia tidak membuka toko sehingga dapat mengurangi modal usahanya, dan dari media sosial tersebutlag dia memeberitahu tempat jualan dari keripiki maicihnya itu sehingga para calon konsumennta tahu dimana bisa menemukan kripik tersebut.

Beberapa keunikan yang dilakukan Reza ialah dengan memberikan beberapasebutan seperti "emak" untuk pembuat keripik maicih dan "cucu" untuk para pembelinya. Adapun beberapa hal lain yang dilakukan oleh pemuda ini yakni memberikan pelatihan bisnis untuk mencetak jutawan baru, menerbitkan buku yang berjudul Revolusi Pedas dan beberapa hal lain yang membuat anak muda lainnya terinspirasi.

Nama : Lestina Friska wita Silalahi
nim: 15130000018
kelas : SI A Pagi

Kisah Sukses Roy Agustinus


Roy Agustinus, Kunci Sukses: Jangan Hura-Hura!

03 - March - 2015 15.10 WIB by: Admin Idea Connect
 

Sekarang bukan zamannya mengidentikkan masa muda dengan hura-hura dan serba senang. Justru di usia muda harus sudah mulai berbuat nyata untuk mempersiapkan masa depan gemilang. 
 
Roy Agustinus SE (25), pengusaha muda asal Surabaya ini mengajak anak-anak muda agar menjauhi gaya hidup foya-foya.  Agustinus di usia remaja, menjauhi gaya hidup bersenang-senang, Dia menghabiskan masa remaja dengan kerja keras. “Saya tidak mau mencari kesenangan. Saya ingin hidup ini punya arti,” katanya.  Alhasil, di usianya yang 23 tahun ini, dia berhasil menjadi seorang enterpreneur muda yang memimpin enam perusahaan sekaligus.
 
Diakui alumnus Fakultas Ekonomi Bisnis Manajemen Universitas Ciputra, Surabaya ini, bahwa meraih sukses di usia muda, tidak semudah membalik telapak tangan. Tidak hanya kerja keras, tapi juga semangat pantang menyerah untuk terus berinovasi membangun strategi bisnis baru yang mumpuni.  "Saya bukan anak dari golongan orang-orang mapan. Tapi saya tidak ingin menyerah dengan keadaan, saya terus bekerja keras di usia remaja, agar tidak terus-terusan bergantung dengan orang tua," kata Roy saat mengobrol santai di kantornya kawasan kenjeran Surabaya, seperti dkutip merdeka.com..
 
Roy mengaku, apa yang dia lakukan juga tidak pernah lepas dari sosok kedua orang tuanya yang tak kenal lelah dan pantang menyerah agar anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan layak. "Dulu, kehidupan orang tua saya sangat susah. Hanya karena ingin menyekolahkan saya saja, mereka terpaksa membanting tulang, memeras keringat," kenang Roy.  Dan dari kerja keras sang orang tua itulah, Roy mampu menempuh pendidikannya hingga duduk di bangku kuliah. Tapi jangan salah, saat berada di bangku kuliah, pemilik CV Surya Teknokindo Jaya dan PT Mitra Maju ini, tidak pernah membebani kedua orang tuanya. Setelah berhasil lolos mengikuti tes di Universitas Ciputra usai lulus SMA, dia berhasil mendapatkan beasiswa.
 
Di Universitas Ciputra inilah, kemampuan bisnis Roy mulai ditempa. Medio 2008, meski belum lulus kuliah, lulusan SMA Frateran, Surabaya ini, mencoba peruntungan dengan membuka usaha kuliner french fries bersama rekan-rekannya.  "Saat itu, saya masih semester tiga. Bersama beberapa orang teman, saya membuka bisnis kuliner dengan sistem partnership. Bisnis yang kami kelola itu bernama Royaly Fries," kenang dia lagi.
 
Berawal dari coba-coba, bisnis yang dikelola Roy ini ternyata sukses. Dia pun berkeinginan mengembangkan usahanya tersebut. Tak ingin, mengandalkan di satu usaha, Roy mencoba peruntungan di bisnis lain. Dia tahun 2009, dia mengambil alih bisnis spare part kendaraan milik saudaranya, PT Cahaya Motor Cemerlang.  Rupanya Dewi Fortuna masih menaungi pemuda, yang saat itu usianya masih 20 tahun tersebut. Berkat kerja keras dan kepiawaiannya mengatur strategi bisnis, perusahaan spare part yang dikelolanya itu berkembang pesat.
 
Berhentikah Roy dengan kesuksesannya itu? Ternyata tidak. Dia terus berinovasi, memutar otaknya untuk meraih sukses yang kali ketiga. Kali ini, hatinya tertambat pada usaha plastik dan usaha di bidang properti yang kemudian dia diberi nama PT Duta Rajawali Perkasa & Investor Properti.
 
"Pada tahun 2010, saya merintis bisnis baru lagi. Bisnis itu saya beri nama PT Duta Rajawali Paper Megah, yang bergerak di bidang distribusi kertas," ungkap dia.
Kemudian tahun 2011, dia membuka usaha kuliner untuk kali kedua. Bisnis kuliner di bawah bendera CV Wahana Food Corpora Brand, yang dibuka di beberapa mal di Surabaya itu, diberi nama Korean Street Snack. Selanjutnya, di tahun 2012, dia kembali mendirikan usaha baru lagi, yaitu CV Surya Teknokindo Jaya dan PT Mitra Maju.
 
Meski telah sukses membangun enam bidang usaha itu, ternyata di balik kesuksesannya itu, Roy juga pernah mengalami kegagalan. Tapi dia tidak menyerah. Kegagalan baginya, adalah jalan menuju sukses. "Tak ada satu pun manusia di dunia ini bisa menebak masa depan. Dunia bisnis itu seperti teka-teki. Dan untuk memulainya, kita masih harus meraba-raba. Tapi kepastian tidak bisa kita peroleh, jika tidak pernah mencobanya. Kegagalan dalan setiap usaha itu wajar," kata dia santai. "Yang penting kita jalani dulu apa yang ada di otak kita, jangan berhitung untung-rugi dulu sebelum melangkah. Sebab jika terlalu banyak perhitungan, kita tidak akan pernah bisa melangkah ke depan. Bisnis yang bagus adalah bisnis yang dimulai, bukan ditanyakan," saran Roy.
 
Roy membagi resep di balik kesuksesannya. Yang pertama yang harus dilakukan oleh calon pengusaha adalah, jika seseorang sudah memiliki modal, yang harus dilakukan adalah menata sistem. Dan menurut Roy, sistem usaha pada dasarnya ada dua jenis, yaitu in business dan on business. "In business adalah sistem yang memfokuskan diri pada bidang operasional usaha. Artinya, owner atau pemilik modal, turun langsung mengatur operasional usahanya tersebut," beber dia.
 
Lalu bagaimana dengan sistem on business? Kata Roy, sistem on business adalah owner hanya memikirkan tentang strategi dan mengelola otaknya untuk mengembangkan bisnisnya melalui kecerdasan. "Owner hanya melihat bisnisnya dari atas, kemudian melakukan pengawasan, memikirkan strategi dan bagaimana rencana jangka panjang."
 
Dari dua sistem bisnis ini, Roy lebih cenderung memilih sistem usaha dengan menggunakan on business. Karena menurutnya, bisnis dengan sistem on business, si pemilik modal bisa merancang strategi untuk melebarkan sayap bisnisnya. "Dengan on business, keuntungannya tidak hanya didapat dari satu perusahaan saja, tapi bisa didapat dari banyak usaha," katanya.
Tahapan selanjutnya, masih menurut dia, jika usaha sudah berdiri dan beroperasi, maka si pengusaha wajib membangun jaringan kerja atau networking. Hal ini bisa dilakukan dengan cara promosi dan pemasaran produk untuk menjaring konsumen. "Pengusaha harus mampu melihat trend dan kebutuhan pasar. Selanjutnya opportunity, yaitu memanfaatkan peluang bisnis sebaik mungkin," tukasnya.
 
Jika tidak mampu melihat peluang bisnis, kata Roy, maka buyarlah mimpi-mimpi yang sudah ada di depan mata. "Di dunia ini, tidak ada satu pun usaha yang dibangun, bisa sukses dengan cepat. Kesuksesan itu berjalan setapak demi setapak. Kalau pada grafik, bisa kita lihat, jika garis usaha mulai naik, maka akan terus naik dan bahkan bisa booming," sambung dia yakin.
Dan yang terpenting, menurut dia, kunci sukses itu, akan ditemukan jika kita mau bekerja keras pantang menyerah, serta jangan sekali-kali meninggalkan apa yang disebut-sebut sebagai partnership. Sebab, dengan partnership, apalagi dengan latar belakang kemampuan yang berbeda, akan membuat dunia usaha yang dikelola lebih hidup. Maka pengelolaan di internal perusahaan menjadi sangat penting dalam hal ini. Bagaimana seorang pengusaha mampu bekerja sama dan menjalin hubungan baik dengan para karyawan.
 
"Berpikir dengan banyak kepala itu lebih baik daripada hanya satu kepala. Akan ada banyak ide-ide dan solusi-solusi baru yang lebih segar," pungkas pemuda yang tengah melanjutkan studi pascasarjananya ini.


Nama : Posma Riana Situmorang
kelas : SI A Pagi
NIM : 15130000028

KISAH SUKSES EKA TJIPTA WIDJAJA

Eka Tjpta Widjaja merupakan satu dari deretan pengusaha Indonesia keturunan Tionghoa yang berhasil mencapai titik puncak bisnisnya. Pengusaha, pendiri, dan pengendali Sinar Mas Group ini adalah orang pertama terkaya di Indonesia dengan kekayaan mencapai 8,7 miliar Dolar Amerika Serikat menurut Majalah Globe Asia edisi Bulan Desember 2012. Pada tahun 2011, ia berada di peringkat ke-3 orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan 8 miliar Dollar Amerika Serikat versi Majalah Forbes. Anaknya, Oei Hong Leong, merupakan orang terkaya ke-32 di Singapura pada tahun 2013.
Masa kecil Eka Tjipta Widjaja

Eka lahir di Quanzhou, Fujian, Republik China, pada tanggal 3 Oktober 1923 dengan nama Oei Ek Tjhong. Ketika berumur 9 tahun, ia bermigrasi ke Makassar, Sulawesi Selatan. “Bersama ibu, saya ke Makassar pada tahun 1932 pada usia 9 tahun. Kami berlayar tujuh hari tujuh malam. Lantaran miskin, kami hanya bisa tidur di tempat paling buruk di kapal, di bawah kelas dek. Hendak makan masakan enak, tak mampu. Ada uang lima Dollar, tetapi tidak bisa dibelanjakan, karena untuk ke Indonesia saja kami masih berhutang 150 Dollar kepada rentenir,” tutur Eka mengingat masa lalunya.

Setibanya di Makassar, ia membantu ayahnya—yang sudah lebih dulu tiba—yang memiliki toko kecil di sana. Dua tahun berlangsung, hutangnya pun lunas dan toko ayahnya mulai berkembang. Karena hidup serba kekurangan, Eka hanya dapat bersekolah hingga sekolah dasar. Lulus SD, ia harus membantu orang tuanya dengan berjualan. Dengan sepedanya, Eka berkeliling kota Makassar menjajakan permen, biskuit, dan berbagai macam barang lain dari toko ayahnya. Dengan modal ijazah SD, Eka yang saat itu berumur 15 tahun mencoba mencari pemasok kembang gula dan biskuit. Meskipun banyak yang menolak Eka, akhirnya ia mendapatkan pemasok yang mau bekerja sama dengannya. Dalam waktu dua bulan, ia sudah mendapatkan laba sebesar 20 Rupiah (saat itu 20 Rupiah sudah cukup besar, harga beras per kilogramnya saja masih 3 atau 4 sen). Karena merasa bisnisnya berkembang, ia membeli sebuah becak untuk memuat barang-barangnya.


Bisnis di era Jepang

Namun, lagi-lagi ia tertimpa musibah. Ketika usahanya sedang maju-majunya, Jepang datang—untuk menjajah—dan bisnis Eka pun hancur total. Ia menjadi pengangguran. Tabungan sebesar 2000 Rupiah miliknya pun akhirnya habis digunakan untuk keperluan sehari-hari. Ketika ia berjalan-jalan dengan sepedanya, ia melihat ratusan tentara Jepang dan tumpukan terigu, semen, dan gula yang masih dalam keadaaan baik. Melihat hal itu, Eka mendapatkan ide untuk membuka tenda jualan di Paotere (lokasi tersebut).

Keesokan harinya, ia sudah membawa kopi, gula, kaleng bekas minyak tanah yang diisi air, oven kecil berisi arang untuk membuat air panas, cangkir, sendok, enam ekor ayam yang ia masak, satu botol wiski, satu botol brandy, dan satu botol anggur. Selama beberapa jam, tidak ada seorang pun yang datang ke tendanya hingga akhirnya ia mentraktir bos tentara Jepang itu. Idenya tersebut berhasil dan bos tentara Jepang memperbolehkan anak buah dan tawanannya untuk datang ke tenda milik Eka. Eka juga meminta izin untuk mengangkat semua barang yang telah dibuang.

Dengan membayar anak-anak sekampung, mereka mulai mengangkat barang-barang yang sudah tidak terpakai untuk dibawa ke rumah Eka. Eka pun mulai memilih barang mana yang masih bisa dipakai dan dijual. Ia juga belajar bagaimana cara menjahit karung. Karena masih dalam suasana berperang, bahan bangunan dan bahan kebutuhan sehari-hari pun sangat sulit didapatkan. Keadaan ini tentu saja dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Eka. Ia menjual terigu dengan harga 50 Rupiah. Karena sangat dicari, ia dapat menjual satu karungnya hingga seharga 150 Rupiah. Begitu juga dengan semen yang berhasil ia jual dengan harga dua kali lpat dari harga yang ia tawarkan pertama kali.

Tidak puas dengan usahanya, Eka mulai mencari-cari peluang lain. Ia akhirnya beralih menjadi kontraktor pembuat kuburan orang kaya. Ia mulai memasang harga 3.500 Rupiah per kuburan. Setelah menjadi kontraktor, ia berjualan kopra dan berlayar ke Selayar serta sentra-sentra kopra lainnya demi mencari kopra yang murah. Eka memang sempat sukses dalam menjual kopra, namun kemudian ia hampir jatuh bangkrut karena adanya kebijakan Jepang tentang harga jual beli minyak kelapa. Ia pun harus mencari jalan keluar lain, akhirnya mulai berjualan gula, teng teng (makanan khas Makassar), wijen, dan kembang gula. Ketika usahanya mulai berkembang, harga gula jatuh sehingga ia rugi besar hingga harus berhutang.


Bisnis di era setelah kemerdekaan

Semua usaha yang ia rintis dari nol itu mengalami jatuh dan bangun. Pada tahun 1980, ia memutuskan untuk melanjutkan usahanya dan menjadi seorang pengusaha. Tidak tanggung-tanggung, ia membeli perkebunan kelapa sawit seluas sepuluh ribu hektar di Riau dan mesin serta pabrik yang bisa memuat 60 ribu ton kelapa sawit. Karena bisnisnya berkembang pesat, pada tahun 1981 ia memutuskan untuk membeli perkebunan teh seluas 1000 hektar dan pabrik dengan kapasitas 20 ribu ton teh.
 Ayah tujuh orang anak ini kemudian mulai merintis bisnis bank. Ia membeli Bank Internasional Indonesia dengan aset sekitar 13 miliar Rupiah. Di bawah kepemimpinannya, bank tersebut berhasl tumbuh pesat. Eka berhasil mengelola bank yang awalnya hanya memiliki dua cabang ini menjadi bank beraset 9,2 triliun Rupiah dan memiliki empat puluh kantor cabang. Keberhasilannya tentu tidak membuat suami Melfie Pirieh Widjaja menjadi berpuas diri. Ia merambah ke bisnis kertas. Ia membeli PT Indah Kiat yang biasa memproduksi hingga 700 ribu pulp dan 650 ribu kertas tiap tahunnya. Eka juga membangun ITC Mangga Dua dan Green View Apartement di Roxy serta Ambassador di Kuningan.

Pada tahun 2006, Eka juga membangun sebuah organisasi nirlaba bernama Eka Tjipta Foundation (ETF). Dengan motto “Menanam kebaikan, menuai kesejahteraan”, organisasi ini berfokus pada sosial kemasyarakatan dan budaya, pemberdayaan dan pembinaan, ekonomi masyarakat, serta pelestarian lingkungan hidup. Organisasi milik keluarga ini memiliki berbagai program, seperti Tjipta Sarjana Bangun Desa, Tjipta Pemuda Bangun Bangsa, ETF Narasi, Pelatihan Mediasi, dan Beasiswa BLK.

Tidak dapat dipungkiri lagi, Eka sendiri mengaku bahwa keberhasilannya tidak dapat lepas
dari dukungan keluarganya. Ayah dari Nanny Widjaja, Lanny Widjaja, Jimmy Widjaja, Fenny Widjaja, Inneke Widjaja, Chenny Widjadja, dan Meilay Widjaja ini sekarang sudah bisa menuai apa yang ia usahakan sejak masih muda. Perjalanan bisnisnya membuktikan bahwa kerja keras dan keyakinan tidak akan pernah mengkhianati kita.


Nama: Nurul Husnah
NIM   : 1513000026
Kelas : SI A PAGI

Sumber : http://www.bisnishack.com/2014/08/kisah-perjalanan-bisnis-eka-tjipta-widjadja.html

Erick Thohir


Erick Thohir (lahir di JakartaIndonesia30 Mei 1970; umur 45 tahun) adalah seorang pengusaha asal Indonesia dan merupakan salah satu pendiri Mahaka Media. Ia menjadi terkenal karena aktivitas bisnisnya di bidang olahraga. Pada 1 November 2015, ia terpilih sebagai Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) periode 2015 - 2019, menggantikan Rita Sri Wahyusih Subowo[1][2].

Kehidupan pribadi

Erick adalah anak dari Teddy Thohir, salah satu pemilik (co-owner) dari grup Astra International bersama William Soeryadjaya. Saudaranya, Garibaldi "Boy" Thohir, adalah seorang bankir investasi. Ia juga memiliki kakak perempuan bernama Rika. Tohir kecil turut membantu bisnis keluarga.[3]

Pendidikan

Pada tahun 1993 Erick lulus program Master untuk Administrasi Bisnis (Master of Business Administration) dari Universitas Nasional California, Amerika Serikat,[4] sebelumnya gelar sarjananya (Bachelor of Arts) diperoleh dari Glendale University [5]

Bisnis

Media

Sekembalinya ke Indonesia, bersama Wisnu Wardhana dan R. Harry Zulnardy, ia mendirikan Mahaka Group. Perusahaan ini membeli Republika pada tahun 2001 saat berada di ambang kebangkrutan.[6] Karena belum berpengalaman di bisnis media, ia mendapat bimbingan dari ayahnya serta Jakob Oetama dari Kompas dan Dahlan Iskan dari Jawa Pos.
Erick menjadi Presiden Direktur PT Mahaka Media hingga 30 Juni 2008, ia kemudian menjabat sebagai komisioner sejak Juni 2010 hingga kini.[5]
Mahaka Group kemudian membeli pula Harian Indonesia dan diterbitkan ulang dengan nama Sin Chew-Harian Indonesia dengan konten editorial dan pengelolaan dari Sin Chew Media Corporation Berhad yang berbasis di Kuala LumpurMalaysia[7] [8] Media ini kemudian dikelola secara independen oleh PT Emas Dua Ribu, mitra perusahaan Mahaka Media.[7]
Erick juga menjabat sebagai Ketua Komite Konten dan Industri Aplikasi untuk Kamar Dagang Industri (KADIN).[5]
Hingga 2009, Grup Mahaka telah berkembang dan menguasai majalah a+Parents Indonesia, dan Golf Digest; Sementara untuk bisnis media surat kabar: Sin Chew Indonesiadan Republika; Stasiun TV: JakTV, stasiun radio GEN 98.7 FMPrambors FM, Delta FM, dan FeMale Radio. Selain di bidang media Erick juga memiliki usaha di bidang periklanan, jual-beli tiket, serta desain situs web. Ia juga pendiri dari organisasi amal "Darma Bakti Mahaka Foundation" dan "Dompet Dhuafa Republika"[3], serta menjadi Presiden Direktur VIVA grup,[4] dan Beyond Media.

Olahraga

Erick yang gemar bola basket pernah menjabat sebagai Ketua Umum PERBASI periode 2006–2010 dan menjabat sebagai Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara(SEABA)selama dua kali, yaitu periode 2006–2010 dan 2010–2014.[9] Tahun 2012 Erick dipercaya sebagai Komandan Kontingen Indonesia untuk Olimpiade London 2012.[10] Juga pada tahun 2012, Thohir dan Levien menjadi pemilik saham mayoritas sebuah klub Major League SoccerD.C. United.[11] Transaksi yang membuatnya dikenal sebagai orang Asia pertama yang memiliki Tim Basket NBA adalah ketika ia membeli saham dari Philadelphia 76ers.[12][13]
Pada tahun 2013, Erick menawarkan dana sejumlah 250 hingga 300 juta Euro (2,8-3,2 triliun Rupiah) untuk membeli 80 persen saham dari klub sepak bola Italia Internazionaleatau yang lebih dikenal dengan nama Inter Milan setelah berdiskusi dengan pemiliknya, Massimo Moratti.[14][15]
Meskipun ia dan Moratti tidak mengakui bahwa pertemuan mereka berkaitan tentang rencana pembelian saham Inter Milan, namun sejumlah media di Italia mengabarkan bahwa Thohir sudah selangkah lagi mendapatkan 70% saham Inter.[16] Pada hari Selasa, 15 Oktober 2013. Inter sudah resmi milik Erick Thohir, meskipun secara efektif Thohir hanya menguasai 70%, Internazionale Holding S.rl. 25%, Pirelli 15%, dan sisanya dibagi ke pemegang saham mayoritas International Sports Capital (ISC). bersama rekannya yaitu Rosan Roeslani dan Handy Soetedjo.[17] Pada hari Jum'at, 15 November 2013, Thohir resmi menjabat sebagai presiden klub Inter Milan yang baru. menggantikan Moratti, sementara Moratti menjadi Presiden Kehormatan Inter. Ia tidak sendirian mengakuisisi Inter Milan. Tergabung dalam International Sports Capital (ISC), ia membeli Nerazzurri bersama Rosan Roeslani dan Handy Soetedjo.[18] Selama di Inter, Erick telah merombak staff yang selama berada dibawah rezim Moratti, termasuk memecat direktur klubMarco Branca dan pelatih Walter Mazzarri, Membawa kembali Roberto Mancini ke klub. Membeli pemain berkualitas seperti Gary MedelStevan JoveticGeoffrey Kondogbia,MirandaJeison MurilloFelipe MeloAlex TellesAdem Ljajic dan Ivan Perisic

Restoran

Ia juga memiliki beberapa restoran, diantaranya: Hanamasa dan Pronto yang merupakan salah satu warisan bisnis dari ayahnya[19].

Penulis

Erick Thohir juga menjadi penulis buku yang berjudul Pers Indonesia di Mata Saya yang diluncurkan tahun 2011 oleh penerbit Republika.[20]

Kepemilikan klub olahraga

Klub Bola basket

Klub sepak bola



Nama : Haris Fadillah Nst
Nim : 15130000016