KISAH SUKSES T.D. Pardede



T.D. Pardede merupakan pengusaha sukses asal sumatera utara, kisah sukses T.D. Parded dimulai saat dia masih kecil, kakeknya merupakan seorang raja hutan dan merupakan orang paling kaya dan berpengaruh di kalangan orang batak, sedangkan ayahnya williem pardede adalah seorang yang sederhana, ia hanya mewariskan beberapa bidang sawah tumpal kepda anaknya Tumpal Dorianus Pardede yang merupakan anak bungsu dari enam bersaudara. sejak umur lima tahun T.D. Pardede dikenal jago bermain kelereng di kampungnya, Desa Tambunan Lumbangaol, Balige, Kabupaten Tapanuli Utara. Dengan naluri bisnisnya di masa anak-anak itu, kelereng yang dimenangkannya tadi ia jual. Uangnya dijadikan modal untuk berjualan kembang gula. Maka, jadilah Tumpal penjual kembang gula sambil bersekolah di HIS Balige.
Sejak Sekolah dasar T.D. Pardede tidak pernah dibelanjai oleh orang tuanya, bahkan mulai dari uang jajan hingga membeli buku ia gunakan dengan uangnya sendiri yang ia dapat dari hasil berjualan. Tumpal Pardede bekerja di Central Plantation Hospital, rumah sakit Belanda di Langsa, Aceh Timur. Selama tiga tahun menjadi pegawai di sana, naluri dagangnya makin  berkembang. Ia menjadi makelar obat. Waktu itu ia bergaji 10 gulden . Keluar dari rumah sakit, Pardede bekerja di perkebunan milik Belanda di Dolok Ilir, Kabupaten Deli Serdang. Di sinilah ia mengenal Hermina boru Napitupulu, adik teman sekerja. Ia menikahi Hermina 16 Mei 1937. Perempuan inilah yang mendorong jiwa dagang Pardede dan sekaligus menjadi penasihat dan pengawasnya. Di kebun itu, Pardede menjual pakaian dan beras. Dengan sepeda, ia berkeliling mencari langganan. Sementara itu, istrinya membuka warung tuak yang cukup laris. Jika warung tetangga tutup pukul 6 sore, warung Hermma tutup pukul 4 sore karena semua tuak telah habis ditenggak para langganan .
Selama revolusi kemerdekaan, Tumpal Pardede ikut berjuang. Malah komandan resimen Tarutung waktu itu memberi dia pangkat letnan satu. Pardede ditempatkan di bagian perbekalan. Bidangnya sesuai dengan bakat dagangnya. Ia mensuplai beras dan ikan asin untuk pasukan yang sedang bertempur. Pangkat letnan satu dilepaskan Pardede setelah penyerahan kedaulatan. Bahkan semua hartanya di Tapanuli ia jual.
Bersama istrinya ia mulai karier baru di Medan dengan mendirikan NV Roma, usaha penebangan hutan penumpang dengan 40 bis. Namun, setelah berjalan baik usaha ini ia lepaskan. September 1953 berdiri usaha baru di bidang sandang. Produksi pabriknya pada tahun-tahun awal lebih banyak berupa kaus singlet dan selimut. Industri ini berkembang dan tahun 1960 lahir pabrik pemintalan. Karena itu, ia pernah digelari Raja Tekstil. Usaha itu tetap dipegangnya sambil mendirikan jenis-jenis usaha lain, seperti cold storage di Sibolga, Belawan, dan Lhokseu Ketika ia membangun Hotel Danau Toba Internasional di Medan, 1970, banyak orang menjuluki “Pardede sudah gila”. Sebab, pada saat itu, turis asing belum seberapa di Medan dan orang tak pernah mimpi ada hotel bertaraf internasional di sana. Tapi pardede tidaUsaha “gila” lain adalah lahirnya kesebelasan Park peduli bahkan dia menunjukkan pada orang lain bahwa hotelnya berkembang.
Usaha gila lain yang dibangun pardede adalah membangun kesebelasan DEDETEX dengan menghimpunkan pemain dari berbagai perserikatan. Kesebelasan ini merupakan klub sepak bola bayaran pertama di Indonesia, walau dengan dalih “dijadikan karyawan pabrik”. Banyak pemain, seperti Iswadi Idris, Ronny Pattinasarani, Sucipto, Basri, dan Abdul Kadir, pernah bergabung di Pardedetex.  Bahkan  para pemain diberi gaji tetap dah di fasilitasi asrama dan tempat latihan. Namun tidak semua usaha pardedeyang berhasil ada juga yang gagal, Yakni mencukongi koran. Tahun 1960 ia memodali koran Patriot. Lenyap koran ini lahir koran Berdikari, (1966). Gagal lagi dan ia memodali koran Warta Sumatera. Koran ini pun mati, 1975, dan kembali Pardede memodali koran Proklamasi, yang bangkrut juga, 1976. Akhirnya, ia putuskan menjauhi bisnis penerbitan. Pardede mengaku bahwa dia gagal karena tak bisa campur tangan di bidang redaksi. Tapi kenapa ia begitu getol memodali koran sampai empat penerbltan tak putusputus? “Aku melihat aspek politisnya, bukan bisnis. Terjun di politik tanpa surat kabar rasanya seperti nasi basi,” katanya.
Pardede juga dikenal sebagai tokoh PNI dan karena pada tahun 1966, Bung Karno mengangkatnya sebagai menteri negara urusan berdikari – yang tak sampai setahun karena kabinet itu bubar. Pernah pula duduk di DPR mewakili PNI lewat Pemilu 1971. Ketika Pemilu 1977, dengan bendera PDI Pardede tampil pula sebagai calon Nomor untuk Sumut. Tapi ia melepaskan haknya menjadi anggota DPR – tak dijelaskan alasannya. Kini ia mencurahkan perhatian pada rumah sakit, Universitas Darma Agung, dan Universitas HKBP Nommensen, keduanya di Medan. Tidak sebagai dosen walaupun Pardede menyandang gelar Doktor Honoris Causa dalam Ilmu Perekonomian dari Universitas Takushoku (1967).
Kegiatan pardede setiap harinya saat subuh ia memeriksa RS Herna (dari singkatan nama istrinya). Siang tidur sebentar, sore bermain golf di belakang hotelnya. Malam tidur di samping makam istrinya. Di sela-sela waktunya itu, staf ahli dan pembantu di berbagai perusahaannya datang melapor, dan T.D. Pardede mengambil keputusan. harta kekayaannya, yang tahun 1980 saja bernilai Rp 50 milyar, pada ulang tahunnya ke-67, 16 Oktober lalu, ia hibahkan semua. Satu bagian untuk putranya yang berjumlah tiga orang, satu bagian untuk enam putrinya, dan satu bagian lagi untuk yayasan yang ia dirikan bersama para putra-putri dan menantu, termasuk 24 cucunya.
Berikut Jabatan/Pekerjaan yang pernah diterima oleh T.D. Pardede:
Ketua Board of Director T.D. Pardede Holding Company
1954:  Wakil Ketua Majelis Industri Indonesia
1955:  Ketua Gabungan Perajutan Sumatera Utara
1956:  Wakil Ketua I Majelis Perniagaan dan Perusahaan
1957 : Ketua IV Dewan Ekonomi Indonesia Pusat di Jakarta
1960: Anggota Majelis Pusat HKBP
1962: Ketua Dewan Keuangan Umum HKBP
1962: Ketua Dewan Pimpinan Yayasan Universitas HKBP Nomensen
1963: Anggota Dewan Penyantun Universitas Sumatera Utara
1964: Penasehat Menteri Perindustrian Rakyat
1964: Anggota Badan Pekerja Lengkap Dewan Gereja Indonesia
1965: Menteri diperbantukan kepada MENKO DEPERINDRA urusan berdikaro
1966: Ketua Umum BAMUNAS Pusat
1966 – 1979: Rektor Universitas HKBP Nomensen
1971: Anggota DPR/MPR melalui Pemilu
1972 : Ketua Pelaksana Panitia Konferensi Executive Gereja Luther Sedunia
1972: Ketua Umum Konsultasi Pendidikan Theologia Sumatera/Indonesia
1975: Ketua Badan Team Nasional PSSI
1979: Ketua Umum Yayasan Universitas Darma Agung, Medan
1982: Ketua Harian Pengurus sepakbola Galatama/PSSI
Pardede juga banyak mendapat Penghargaan atas jasa, karya, dan pemikiran berikut:
1958 : Satyalencana Peristiwa Perang Kemerdekaan Kesatu dari Menteri Pertahanan
1958: Satyalencana Peristiwa Perang Kemerdekaan Kedua dari Menteri Pertahanan
1958: Tanda jasa Pahlawan dari Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia
1964: Satyalencana Wira Dharma dari Menteri Koordinator Kompartemen Pertahanan/Keamanan Kepala Staf Angkatan Bersenjata
1964: Ahli Tekstil oleh Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia
1965: Bachelor of Science in Textile Management oleh Akademi Tekstil T.D. Pardede Foundation Medan
1965: Ahli Ekonomi oleh Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
1967: Doctor Honoris Causa dalam Ilmu Perekonomian oleh Takushoku University, Jepang
1970: Satyalencana Penegak dari Menteri Pertahanan Keamanan
1972: Satyalencana Pembangunan dari Presiden Republik Indonesia
TD. Pardede Holding Company
Group Pertekstilan TD. Pardede
PT. Pertekstilan TD. Pardede, Pemintalan dan Perajutan
PT. Hisar Sakti, Pabrik selimut dan handuk
PT. Surya Sakti, distributor
Group Perikanan
PT. J. Surya Sakti, Fishery and Cold Storage
PT. J. Surya Aceh, Fishery and Cold Storage
PT. J. Surya Sumatera, Fishery and Cold Storage
Group Perkebunan
PT. J. Surya Sakti
Perkebunan Sukaramai, Membang Muda
Perkebunan Aek Boru, Parapat
Group Perbankan
Bank Surya Nusantara Medan
Bank Surya Nusantara Cabang Pematang Siantar
Group Perhotelan
Hotel Danau Toba International Medan
Pardede International Hotel Medan
Hotel Danau Toba Medan
Hotel Danau Toba International Prapat
Pardede International Hotel Jakarta
Hotel Danau Toba International, Tebing Tinggi
Toba Tour and Travel Service
Laundry and Dry Cleaning, Medan
Group TD. Pardede Foundation
Rumah Sakit Umum Herna, Medan
Rumah Sakit Pertekstilan, Medan
Gereja HKBP, Binjai
SD, SMP, SMA – TDFF
Universitas Darma Agung
Persatuan Sepak bola Pardedetex – Galatama
Persatuan Sepak bola HDTI (anggota Bond PSMS – Medan)
Persatuan Sepak bola TDPHC (anggota Bond PSDS – Deli Serdang
Berikut beberapa Quotes dari T.D. Pardede
 “Modal awal untuk meraih cita-cita adalah kemauan, yang merupakan dorongan kuat dari dalam diri untuk mendapatkan apa yang diinginkan.”
“Mau saja tidak akan cukup. Kemauan harus diikuti dengan sebuah pergerakan. Tanpa bergerak, kemauan hanyalah menjadi sebuah fatamorgana.”
“Berkemauanlah, lalu Ora et Labora, berdoa dan berusaha.”
 “Tak ada kejayaan tanpa keberanian.”
“Beranilah untuk memulai. Kita tak akan pernah tiba sampai ke tujuan bila kita tak segera melangkah.”
“Beranilah untuk menghadapi kegagalan. Berani untuk mengulangnya kembali.”
“Kita tidak boleh terlalu tunduk. Mundur satu langkah dan berputar untuk melangkah maju.”
“Disiplin adalah kunci kesuksesan. Alam raya ini telah lama hancur bila matahari, bulan, dan planet-planet tidak berdisiplin mematuhi perintah Tuhan dengan berjalan di setiap orbitnya.”
“Cobalah untuk berdisplin melakukan perintah Tuhan, disiplin dengan apa yang telah direncanakan, dan bersabar dalam menghadapi segala godaan.”
“Efisiensi adalah tepat guna di dalam memanfaatkan waktu, tenaga, dan modal yang sangat berpengaruh terhadap produktifitas dan hasil kerja.”
-DITULIS OLEH: KEZIA VERONIKA SINAGA
-NIM: 15130000017
-KELAS: SI-A PAGI
UNIVERSITAS POTENSI UTAMA

0 komentar: